DISUSUN OLEH :
NAMA : ROY ROMMEL PANGARIBUAN
Pengertian Dan Tujauan Pernikahan Kristen
Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974, Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami dan istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Dalam agama Kristen pernikahan adalah : Persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perjanjian, kasih setia membentuk suatu keluarga yang diberkati dan dikuduskan Allah melalui pendeta, sebuah persekutuan yang menjadi lambang persekutuan hidup antara Allah dengan umatNya, sehingga orang yang hidup dalam pernikahan dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup pernikahan yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Tesalonika 4:3-8; Ibrani 13:4).
Adapun tujuan pernikahan itu adalah :
1. Pernikahan untuk pertemanan
Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (kejadian 2:18)
2. Pernikahan untuk pembentukan karakter
Pernikahan adalah untuk memurnikan karakter. Pernikahan dimaksudkan untuk memperbaiki hal-hal yang buruk dari dua orang dewasa.
3. Pernikahan membuat kita komplit.
“.....Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kejadian 2:18)
4. Pernikahan untuk penyatuan baru
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (KEJADIAN 2:24)
5. Pernikahan adalah untuk komitmen
Pernikahan adalah komitmen yang
a. monogami.
b. setia
6. Pernikahan adalah untuk kesenangan
Sex adalah rancangan Tuhan untuk pasangan yang sudah menikah. AMSAL5:18 Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu:
5:19 rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya. Tuhan menganggap sex adalah sesuatu yang penting sehingga Dia menulis sebuah buku “Kidung Agung”.
7. Pernikahan adalah untuk prokreasi
Sebagai hasil hubungan sex yang menyenangkan maka suami-istri akan menghasilkan anak-anak. Kejadian 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.
MAZMUR127:3 Sesungguhnya, anak-anak lelaki (KJV : children) adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.
127:4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
127:5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
Peran Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Alkitab
Peranan laki-laki
Bertanggung jawab kepada Kristus, karena tugas memimpin mewakili Allah..
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" [ Kej. 2:24 ]. Mengashihi istri. kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. 28 Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
Peranan perempuan
Penolong bagi kaum pria. “Tidak baik manusia itu seorang diri, Aku akan menjadikan seorang penolong baginya” Kej 2:18
Rajin dan kreatif : Bangun kala masih malam (Ams 31:15a) pada malam hari pelitanya tidak padam (Ams 31:18b) ia sedang bekerja dengan tangannya (Ams 31:13b). prinsipnya disini adalah seorang istri hendaknya rajin dan kreatif, mempunyai kesediaan dan kemampun bekerja keras. Seorang istri, ibu rumah tangga yang malas, boros dan hanya bermalas-malasan akan mengakibatkan rumah tangga yang berantakan.
Penolong yang mantap dlam penampilannya : dalam Perjanjian Baru, kita dapat temukan bahwa keserasian lahiriah dan batin terungkap dalam: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah “(1 Pet 3:3).
Dasar Pernikahan Kristen
Yang menjadi dasar dalam pernikahan Kristen adalah :
Pernikahan harus berdasar Firman Allah (Alkitab) atau Pernikahan harus berdasarkan Kehendak Tuhan Amsal 18:22 Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan TUHAN
# Perkawinan adalah antara seorang pria dan wanita (Kejadian 1:26-28).
Dengan kata lain, prinsip perkawinan Kristen adalah perkawinan Monogami (satu laki-laki dan satu perempuan) sejak dari awal dunia. Karena itu, kekristenan menolak dengan tegas segala bentuk poligami, poliandri maupun perceraian. Sebab, perkawinan merupakan kehendak dan disain dari Allah sendiri (Markus 10:6-9; 1 Korintus 7:10-11).
# Keluarga Kristen terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan yang mandiri (Kejadian 2:24).
Laki-laki harus menempatkan istrinya sebagai prioritas utama dalam hidupnya. Bahkan ketika mereka dikarunia anak, istri harus tetap menjadi yang terutama, baru setelah itu anak-anak. Prinsip yang sama juga berlaku bagi seorang istri. Ia harus mendahulukan suaminya melebihi keluarganya sendiri.
# Perkawinan merupakan relasi yang sepadan (Kejadian 2:18)
Sejak awal dunia, Allah telah menetapkan bahwa hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang sederajat, seimbang dan sepadan. Hawa tidak diciptakan lebih rendah kedudukannya daripada Adam. Hawa justru menjadi penolong bagi Adam. Prinsip ini harus direnungkan dalam-dalam. Meskipun mungkin seorang pria kedudukannya lebih tinggi dari istri, lebih kaya dan sebagainya, namun Allah menuntut bahwa ia harus menghargai istrinya sebagai pasangan yang sepadan (bandingkan Amsal
# Perkawinan sampai maut memisahkan (Roma 7:2)
Kapankah perkawinan berakhir? Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa perkawinan hanya dapat berakhir saat salah satu pasangan meninggal dunia. Artinya, firman Tuhan menyatakan bahwa perkawinan Kristen adalah perkawinan yang berlangsung seumur hidup sampai maut memisahkan.
Hakekat Keluarga Kristen
1). Persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perjanjian, kasih setia membentuk suatu keluarga yang diberkati dan dikuduskan Allah, adalah sebuah persekutuan yang menjadi lambang persekutuan hidup antara Allah dengan umatNya, sehingga orang yang hidup dalam pernikahan dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup pernikahan yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Tesalonika 4:3-8; Ibrani 13:4).
2) Persekutuan hidup yang bersifat heterogen, yaitu antara laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama sebagai suami-isteri. Oleh karena itu tidak dapat menerima pelembagaan untuk pernikahan sejenis (Kejadian 2:22).
3) Persekutuan hidup yang bersifat eksklusif, artinya hanya terdiri dari dua orang saja, yaitu seorang laki-laki tertentu dengan seorang perempuan tertentu. Dengan demikian
pernikahan dalam keluarga kristen berpola monogami (Kejadian 2:22,24-25; bdk. 1
Korintus 7:2; 1 Timotius 3:2,12). Oleh karena tu menolak praktek poligami dan poliandri.
4) Persekutuan hidup yang bersifat kontinyu, artinya persekutuan itu berlangsung terus
menerus selama suami-isteri hidup di dunia ini. Oleh karenanya menolak praktek
perceraian (Matius 19:16; Markus 10:9).
Tanggung Jawab Tiap Anggota Keluarga
Rumah tangga adalah satu kesatuan yang diikat oleh hubungan ilahi, yaitu kasih yang sakral, sehingga menggambarkan hubungan suci Allah dengan umat-Nya (Kejadian 2:24; Efesus 5:31-32)
Di sini rumah tangga bertanggung jawab untuk memwujudkan hubungan sakral ini dengan sepenuhnya, karena rumah tangga dipanggil dan diikat kepada suatu hubungan yang durasinya seumur hidup. Kasih yang sakral ini harus didemonstrasikan di dalam membina hubungan suami-istri, yang akan mencapai rencana Allah memanggil rumah tangga
Peranan Suami
Allah memanggil suami untuk mengasihi, melindungi, mencukupi kebutuhan, dan memimpin keluarganya sebagai kepala keluarga (Efesus
Sebagai kepala keluarga, bapak-bapak Kristen bertanggung-jawab utama untuk mendidik anak-anak mereka: Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:4). Perkataan, perbuatan, dan gaya hidup orang tua akan diteladani anak-anak (Ams 20:15, 14:1; 31:20).
Peranan Istri
# Sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. (Efesus 5:22-24).
# Istri akan menjadi penolong bagi suaminaya. “Tidak baik manusia itu seorang diri, Aku akan menjadikan seorang penolong baginya” Kej 2:18
# Dapat di percaya. Hati suaminya percaya kepadanya (Ams 31:11a),
# Memelihara dan mengasuh anak : Menyediakan makanan bagi anaknya (Ams 31:15a) Mengasuh dan mengawasi anak (Ams 31:27a) serta mengajar anak (Ams 6:20)
Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang kewajiban suami dan istri, lihat Kejadian 2:15-
25; Amsal 19:13;21:9, 19; 27:15-16; 31:10-31; 1 Korintus 11:3; 13:1-8; Kolose 3:18-19; 1 Timotius 3:4-5; Titus 2:3-5; 1 Petrus 3:17.
Anak-anak Keluarga Kristen
Anak-anak harus diajarkan agar tunduk dan taat pada orang-tua. Dan jika mereka tunduk dan taat, ada janji umur panjang dan berkat-berkat lain bagi mereka: Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu”—(ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini), “supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”.(Efesus 6:1-3). Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu (Ams 6:20)
KESIMPULAN
Pernikahan tujuannya adalah untuk membentuk sebuah keluarga. Saling tunduk antara istri dan suami mencerminkan tunduknya Kristus yang menyerahkan hidupNya untuk Jemaat (Fil 2.1-11), dan juga tunduk Jemaat kepada Kristus. Dan kesatuan laki-laki dan perempuan yang menjadi satu daging di dalam pernikahan mencerminkan kesatuan Kristus dan Jemaat.
Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat manusia beranakcucu dan bertambah. Itulah tempat orang-orang diajarkan takut kepada Allah, dan belajar serta ingat apa Dia katakan (Ul 6.4-10).
KEPUSTAKAAN
Christenson, Larry, Keluarga Kristen, Semarang: Betania, 1994
Iverson, Dick, Memulihkan Keluarga, Jakarta: Indonesian Harvest Outreach, 1995
Scheunemann, Volkhard, Hidup Sebelum dan Sesudah Menikah, Malang: YPPII,
Supit, Abraham Conrad, Pernikahan, Jakarta: REM
Alkitab.