pesona bahari

Minggu, 25 Juli 2010

Tabur Tuai

11.00
0


A

pa yang kau tabur akan kau tuai….’ Kata –kata itu tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Hampir semua orang mengamini’nya meski kata tersebut hanya kiasan saja. Kebanyakan juga orang tua mengatakan kalimat tersebut untuk anaknya, menasehati buah hatinya.

S

eiring dengan perkembangan jaman dan tekhnologi, pemikiran dari kawula muda juga terpengaruh oleh teknologi tersebut. Sistem kehidupan yang individualisme juga banyak mempengaruhi cara berfikir seseorang. Cara instan menjadi pilihan utama dalam menjalankan sesuatu.

S

alah satu yang membedakan orang tua dan anak muda adalah cara berfikirnya, yakni kaum dewasa atau orang tua lebih memikirkan future atau efek didepan dari sebuah tindakan. Kalimat ‘Apa yang kau tabur akan kau tuai’ pantas untuk dijadikan pedoman dalam hidup.

K

alimat tersebut menjadi dasar untuk mengambil sebuah keputusan yang bijaksana. Keputusan yang baik untuk masa kini dan yang akan nanti. Ibarat menabung kegunaanya lebih dirasakan pada masa yang akan datang. Jika kita melakukan kebaikan sekarang maka kita akan banyak merasakan berbagai keindahan dalam hidup pada masa yang akan datang, sebaliknya jika melakukan kesalahan, kecurangan atau kejahatan maka hal-hal yang buruk siap-siap menanti di depan.

M

enjadi contoh kasus, ketika saya menjalin hubungan dengan pacar saya dulu, nama inisialnya M. salah satu alasan kenapa saya memilih gadis tersebut untuk menjadi pacar saya adalah karena M yang memiliki kepribadian yang baik dan takut akan Tuhan. Suatu ketika ia curhat karena kesulitan dalam membayar biaya kuliahnya, tanpa ragu-ragu saya langsung mengirimkannya uang yang ia butuhkan pada saat itu, dengan hati yang tulus & ikhlas.

K

ami menjalin hubungan hampir lima tahun. Tetapi karena sesuatu hal yang menjadi masalah di hubungan kami akhirnya kami pun dengan sepakat untuk tidak melanjutkan hubungan lagi. Tak lama kemudian dia berpacaran dengan seseorang dan akhirnya menikah. Saya pun menemukan seseorang yang cocok menjadi pacar saya, namun belum berniat menikah dengan dia, karena saya masih ingin melanjutkan pendidikan saya di Perguruan Tinggi.

K

etika saya memasuki perguruan tinggi, saya harus menyediakan biaya yang tidak sedikit, menguras semua tabungan, bahkan masih harus mengurus kredit untuk tambahannya. Yang membuat saya terharu adalah ketika pacar saya menyodorkan uang untuk membantu biaya kuliah saya. Meski saya tolak tetapi ia tetap ke’keh untuk memberi, akhirnya saya putuskan untuk menerima uang tersebut. Hampir saya menitikkan air mata bahagia ketika saya menghitung nominal pemberiannya tersebut adalah dua kali lipat dari jumlah yang pernah saya berikan pada mantan saya dulu. Puji Tuhan…

S

embari mengucap Syukur, saya teringat dengan pepatah ‘apa yang kau tabur akan kau tuai’. Kesaksian tersebut menjadi salah satu motivasi untuk tetap selalu berbuat kebaikan dengan hati yang ikhlas. Karena Tuhan selalu memperhitungkan setiap budi baik kita.

Roy Rommel Pangaribuan

0 komentar:

Posting Komentar